Kab Tasik obormerah.com– Dalam ceramah di Jawa Barat beberapa waktu lalu sebagaimana terlihat dalam video yang beredar dan viral di media sosial, ustad Abdul Somad (UAS) melontarkan pernyataan yang tidak pantas, menyebut Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang tidak tahu agama.
Baca juga: Ketua LPM Kab Tasikmalaya Tantang Ketua Baznas Tunjukan LPJ dan MPHD Bantuan Hibah ke Fublik
Pernyataan Somad ini sontak menuai kritik pedas dari netizen. Menurut Ketua Umum DPP Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Dr. Suriyanto Pd, SH.,MH.,M.Kn mengatakan sebagai seorang pendakwah dan bergelar Doktor, seharusnya UAS bisa lebih sejuk dalam menyampaikan ceramahnya, tidak membentur-benturkan persoalan agama, lalu menghakimi seseorang tidak tahu agama. Jangan membenturkan budaya dengan agama,”katanya
Kata Suriyanto, Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030, dikenal sebagai pemimpin yang kuat memegang akar budaya Sunda sambil memajukan pembangunan daerah.
Ia menekankan pelestarian budaya lokal melalui berbagai kebijakan, seperti yang terlihat dari rekam jejaknya sebagai Bupati Purwakarta (2008-2018) dan gubernur.
Ketika KDM, melakukan pendekatan budaya, bukan berarti abai dan tidak mengerti agama. Dedi seorang Muslim, dianggap mampu memadukan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin dengan falsafah Sunda, seperti silih asah, silih asih, silih asuh (saling mengasah, menyayangi, dan mengasuh).
Ia menolak tuduhan sebagai musyrik, menegaskan komitmennya terhadap Islam sambil menghidupkan tradisi Sunda. Belia aktif menyantuni anak yatim, memasukkan mereka ke pesantren, dan mendorong masyarakat memahami Al-Qur’an, menunjukkan bahwa budaya dan agama saling memperkuat.
Terlalu dini dan gegabah, jika UAS menuduh KDM tidak memiliki agama. Budaya dan agama memang seringkali saling bersinggungan, tapi tidak selalu harus bertentangan. Budaya adalah cara hidup masyarakat yang berkembang dari tradisi, nilai, dan kreativitas, sedangkan agama memberikan panduan spiritual dan moral.