Ciamis Obormerahnews.com-Sejumlah Kepala Desa dan tokoh masyarakat di Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis,Jawa Barat geruduk Kampus SMAN 02 Banjarsari, Senin (08/07/2024)
Hal tersebut dipicu lantaran sebanyak 72 siswa yang ingin melanjutkan pendidikan tidak diterima pihak sekolah.
Menurut Kepala Desa Cikupa Endi mengatakan, dirinya beserta kepala desa lainnya sengaja ingin mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah untuk membahas sisyem apa yang di gunakan pemerintah dalam tata cara penerimaan siswa baru tahun 2024.
Ini kami lakukan lantaran banyaknya keluhan dari orang tua siswa di beberapa desa yang anaknya tidak diterima untuk melanjutkan pendidikan di SMA.N 02 Banjarsari.
” Maka dari itu yang kita pertanyakan bagaimana cara penerimaan siswa baru yang di lakukan pihak sekolah sampai sampai anak yang rumah nya dekat pun tidak sampai keterima ” tegasnya.
Lanjut Endi menambahkan, saat ini terdapat sebanyak 72 anak yang nasib mah terkatung katung lantaran tidak di terima di sekolah tersebut dengan berbagai alasan yang berkaitan dengan sistem PPDB.
” Kami mohon ada sedikit saja solusi terbaik untuk ke 72 anak ini, dan mudah mudahan ini bisa menjadi pertimbangan pihak sekolah untuk berupaya menerima ke 72 anak tersebut ” tuturnya
Lanjut Endi menerangkan saat ini pihaknya mempertanyakan Sejauh mana upaya pihak sekolah mengupayakan fasilitas yang ada di sekolah berupa menyediakan ruangan belajar siswa guna mengantisipasi terjadi penambahan siswa dari tahun ke tahun.
” Karena dari tahun ke tahun calon siswa itu pasti bertambah, dan itu seharusnya bisa di antisipasi oleh sekolah seperti menyiapkan ruangan belajar tambahan,” ujarnya
Sementara itu Agus, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Banjaranyar mengatakan, dengan muncul nya permasalahan tersebut, ia menyebutkan bahwa pihak sekolah sudah gagal dalam upaya mempersiapkan pelaksanaan PPDB.
” Harusnya sebelum pelaksanaan PPDB di lakukan, panitia itu terlebih dahulu mengumpulkan data berupa jumlah siswa yang lulus dari SMP-SMP yang ada di sekitar Banjaranyar untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pendaftaran pada saat PPDB di buka ” ungkapnya.
Agus juga menambahkan, Jika alasan pihak sekolah hanya karena kekurangan ruangan belajar, menurutnya itu hanya sebuah alasan klise.